Sore itu Liani sedang duduk ngobrol dengan tiga teman ceweknya di dalam sebuah mal. Mereka sedang asyik-asyiknya ngobrol dan saling bercanda sambil memesan minuman dan makanan ringan. Saat itu mereka semua masih memakai pakaian seragam tapi bukan seragam putih abu-abu biasa, namun seragam dengan corak seperti batik untuk bajunya. Memang sekolahnya ini punya dua jenis seragam, seragam biasa dan seragam ini.Di hari-hari tertentu seragam inilah yang digunakan. Saat mereka sedang seru-serunya bercandaan, ada seorang cowok yang sedang memandangi empat anak cewek yang cakep-cakep itu dengan tampang mupeng. Cowok ini adalah anak smu juga tapi beda sekolah dengan Liani. Cowok ini memang sering datang ke mal itu, kadang sendirian kadang bareng teman-temannya. Mereka adalah cowok-cowok berandalan yang datang ke mal dengan dua tujuan. Kalau nggak cuci mata dan godain cewek-cewek terutama cewek-cewek smu yang putih dan cakep-cakep itu, ya memalak anak-anak sd atau smp yang main game di dekat bioskop. Hari ini kebetulan ia lagi sendirian.
Saat itu empat cewek itu tetap asyik ngobrol tanpa sadar ada cowok yang menatap mupeng ke arah mereka. Semuanya cakep-cakep dan putih-putih. Namun diantara keempatnya, cowok itu paling sering memandangi Liani. Karena memang Liani yang paling cakep diantara mereka berempat. Apalagi posisi Liani saat itu sungguh pas menghadap ke arahnya. Namun yang bikin cowok itu makin mupeng dengan Liani, saat itu posisi duduk cewek itu agak serampangan. Kedua kakinya agak terbuka dan roknya sedikit tertarik ke atas sehingga cowok itu bisa melihat paha putih Liani yang terbuka, apalagi posisi cowok itu sungguh strategis. Liani seperti tak menyadari sedari tadi ada cowok yang memperhatikan pahanya. Ia tetap tidak mengubah posisi duduknya itu. Sehingga cowok itu sungguh beruntung bisa memandangi paha Liani yang sungguh putih mulus itu selama beberapa saat lamanya. Matanya berpindah-pindah antara wajah yang polos tapi cantik itu dan pahanya yang terbuka. Namun itu masih belum apa-apa. Setelah itu, Liani becanda agak kelewatan dengan salah satu temannya. Sampai temannya itu ingin mencubit dirinya.
Tentu ia tak ingin dicubit begitu saja dan berusaha menghindar. Saat ia berusaha menghindari cubitan itu, tanpa sadar ia membuka kakinya terlalu lebar sampai celana dalamnya kelihatan dari sudut pandang cowok itu. Apalagi cd yang dipakainya saat itu warna hitam, yang mana sungguh kontras dengan kulitnya yang putih. Tentu cowok itu jadi melongo dibuatnya saat mendapat rejeki nomplok itu. Mimpi apa semalam bisa ngeliat celana dalam cewek smu yang cakep dan putih itu. Dan itu terjadi nggak hanya sekali tapi ada tiga atau empat kali. Akibatnya cowok itu kini jadi mupeng abis dengan Liani! Beberapa saat kemudian, bubarlah mereka berempat dari kumpul-kumpul itu. Namun saat itu Liani tidak langsung pulang. Ia ingin melihat-lihat pakaian dulu. Saat itulah ia berjalan melewati cowok itu yang berdiri di dekatnya. Langsung saja mata cowok itu jelalatan menatap diri Liani dari atas ke bawah. Terutama dada cewek itu yang menonjol di balik baju seragam batiknya. Baju seragam itu tak termasuk tipis jadi tak ada yang kelihatan tembus pandang.
Namun tetap menarik untuk dilihat karena kelihatan menonjol, pertanda payudara cewek ini tentu lumayan padat berisi. Saat itu Liani lagi dalam keadaan rasa isengnya muncul, sehingga dilabraknya cowok itu. Memang Liani adalah cewek yang agak aneh. Disaat cewek lain takut, ia malah berani. “Hey! Ngapain lu liat-liat gua terus? Lagi mupeng ya?” Namun kini ia kena batunya, karena cowok itu malah menantang balik, “Kalo memang iya kenapa?” “Enak aja mupengin orang sembarangan. Terus sekarang maunya apa?” “Maunya apa? ML yuk!” Rupanya saat itu Liani lagi kambuh penyakit isengnya, sehingga omongan usil orang itu malah ditanggapi dengan tak kalah badungnya. “Sekarang berani nggak? Di toilet,” katanya. “Boleh. Ayo sekarang! Kebetulan gua udah mupeng abis sama elo.” “Ayo ikut gua kalo berani. Jangan cuman ngomong doang,” kata Liani meninggalkan cowok itu dan berjalan menuju ke toilet cewek. Dan cowok itu, entah karena sama gilanya atau sudah kadung mupeng abis dengan Liani, omongan cewek itu ditanggapi beneran. Ia berjalan mengikutinya.
Sesampai di depan toilet cewek, Liani menoleh ke cowok itu dan berkata,” Ayo masuk.” Dan cowok itu nggak mikir panjang, ikutan masuk ke toilet cewek! Kebetulan toilet itu lagi kosong sehingga tak ada orang yang melihat cowok itu masuk ke toilet cewek. Dan saat Liani masuk ke salah satu kamar, cowok itu pun ikut masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Sehingga di dalam kamar toilet yang sempit itu, kini Liani dan cowok itu berduaan didalam! Begitu di dalam, segera cowok itu tak menyia-nyiakan kesempatan langka itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, cowok itu langsung menubruk tubuh Liani dan menciuminya. Kapan lagi ia bisa dapat kesempatan ML sama cewek smu yang cakep kayak gini. Apalagi dari seragam yang dikenakan, cewek ini dari sekolah favorit yang bagus di kota itu. Kapan lagi bisa beginian sama cewek kayak gini. Langsung diciuminya bibir Liani dan bagian lagi wajahnya. Liani bukannya protes malah mendiamkan saja. Mungkin ia tak mengira cowok ini bakal senekat itu, atau mungkin ia juga jadi ikutan pengin apalagi belum pernah ia berbuat segila ini di tempat umum.
Sesampai di depan toilet cewek, Liani menoleh ke cowok itu dan berkata,” Ayo masuk.” Dan cowok itu nggak mikir panjang, ikutan masuk ke toilet cewek! Kebetulan toilet itu lagi kosong sehingga tak ada orang yang melihat cowok itu masuk ke toilet cewek. Dan saat Liani masuk ke salah satu kamar, cowok itu pun ikut masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Sehingga di dalam kamar toilet yang sempit itu, kini Liani dan cowok itu berduaan didalam! Begitu di dalam, segera cowok itu tak menyia-nyiakan kesempatan langka itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, cowok itu langsung menubruk tubuh Liani dan menciuminya. Kapan lagi ia bisa dapat kesempatan ML sama cewek smu yang cakep kayak gini. Apalagi dari seragam yang dikenakan, cewek ini dari sekolah favorit yang bagus di kota itu. Kapan lagi bisa beginian sama cewek kayak gini. Langsung diciuminya bibir Liani dan bagian lagi wajahnya. Liani bukannya protes malah mendiamkan saja. Mungkin ia tak mengira cowok ini bakal senekat itu, atau mungkin ia juga jadi ikutan pengin apalagi belum pernah ia berbuat segila ini di tempat umum.
Cowok itu jadi tambah nafsu melihat Liani membiarkan saja. Kembali ia menciumi bibir Liani. Sementara Liani kini malah menanggapi aksi cowok itu. Bibirnya juga ikutan aktif mencium bibir cowok itu. Akhirnya keduanya saling berpagutan di dalam kamar toilet itu. Kedua lidah mereka saling bertemu dan “bersilat lidah”. Merasa diberi angin, cowok itu jadi makin liar aksinya. Kini dibukanya kancing baju seragam Liani satu persatu. Sudah sejak tadi ia penasaran ingin “mengecek” dada cewek itu. Sehingga terbukalah baju seragam Liani dan tampaklah kulit tubuhnya yang putih mulus. Dadanya terbungkus oleh bra warna hitam.. Dengan penuh nafsu dilepasnya bra itu. Tangan cowok itu merogoh ke punggung Liani mencari pengait branya untuk dibukanya. Setelah dibukanya, diangkatnya bra itu, sehingga nampaklah payudara yang putih mulus serta padat berisi itu. Seketika cowok itu jadi nafsu melihat dada yang putih menggiurkan itu. Segera dipegangnya kedua dada Liani dengan kedua tangannya. Diraba-rabanya dada yang berada dalam genggamannya itu, digoyang-goyangnya, dan diremas-remasnya.
Kedua jari-jarinya memilin-milin puting payudara Liani yang segar kemerahan itu. Sementara toilet yang tadinya sepi tak ada orang sama sekali itu, tiba-tiba jadi banyak orang. Malah telah terjadi antrian sampai 5 orang yang menunggu. Apalagi barusan kedatangan serombongan ibu-ibu ke toilet itu, yang baru saja selesai makan dan ngobrol di food court (entah mereka disana lagi arisan atau sekedar kumpul-kumpul). Saat itu ada seorang ibu yang mengeluh ke temannya, “Aduuh, lama bener ya. Sudah nggak tahan nih.” “Iya nih, lama bener. Apalagi yang ini nih,” kata seorang ibu yang berdiri paling depan menunjuk ke kamar yang dipakai Liani,” Dari tadi nggak keluar-keluar.” “Iya. Kamar yang lain sudah ganti dua tiga orang, ini orang satu masih belum keluar juga,” kata ibu lainnya. “Mbak, mbak,” kata seorang ibu yang lain sambil mengetuk-ngetuk kamar Liani,” masih lama nggak ya? Kita semua sudah pada kebelet nih.” “Iya dari tadi lama bener, ngapain aja sih?” “Iya, iya, sebentar, sabar kenapa sih,” kata Liani dari dalam sementara saat itu payudaranya lagi diremas-remas cowok itu.
“Soalnya situ di dalam sudah lama bener. Yang mau pake toilet bukan cuman situ doang.” “Pake kamar yang lain napa sih?” seru Liani sebelum bibirnya dikunci oleh cowok itu yang sambil terus meremas-remas dadanya. “Yaelah ini orang. Kamar yang lain juga penuh Bu. Pengertian sedikit kenapa sih.” “Situ lagi ngapain sih di dalam?” “Lagi beranak kali ya di dalam. Lama bener.” Namun ibu-ibu itu hanya bisa ngedumel saja sambil ngantri. Tak lama kemudian toilet jadi sepi kembali. Tiga kamar yang lain telah dipake banyak orang, tapi yang satu itu masih terus tertutup. Sementara di dalam, mereka lagi seru-serunya. Liani tak mau kalah dengan cowok itu, ia juga ikutan aktif. Dibukanya retsleting celana panjang cowok itu dan diturunkannya. Nampak tonjolan besar di celana dalamnya. Langsung dibukanya celana dalam itu dan diturunkannya. Nampak penis hitam yang disunat kepalanya. Ukurannya biasa saja namun telah menegak dengan keras. Segera penis cowok itu dipegang dan dipijit-pijit oleh tangannya yang halus. Sementara cowok itu makin bernafsu.
Ia mendekat ke samping Liani, kedua tangannya terus meremas-remas payudara putih itu dan kini mulutnya mulai mengemut-ngemut puting payudara yang kemerahan itu. Dengan rakus diemut-emutnya puting merah yang segar itu. Sementara tangan halus Liani kini mengelus-ngelus kepala penis yang disunat itu. Namun tiba-tiba, Crooot, croott, crooottt, keluarlah sperma cukup banyak dari penis cowok itu. Semprotan yang pertama meloncat cukup jauh sampai mendarat di tempat duduk kloset. Setelah itu makin lama makin berkurang tekanannya. Rupanya ia nggak bisa nahan lagi saat kepala penisnya dielus-elus oleh Liani. Apalagi ia terlalu bernafsu dengan payudara Liani yang putih dan montok apalagi dengan putingnya yang segar kemerahan. “Yah, cuman kayak gini doang.” Tangannya kini belepotan penuh dengan sperma cowok itu. “Badan gede, ngomongnya galak, tapi loyo,” ejek gadis itu sambil mengelap tangannya yang penuh dengan sperma ke baju cowok itu. Roknya bahkan masih sangat rapi belum tersentuh sama sekali! Sementara cowok itu kini menghentikan aksinya dan melepas pegangannya dari dada Liani.
Mukanya merah padam. Liani segera mengaitkan bra-nya lagi dan mengancingkan bajunya.“Udah ah, gua pulang dulu,” katanya sambil membuka pintu kamar toilet itu dan setelah tidak ada orang segera meninggalkan toilet itu. Sementara cowok itu segera memakai celana dalam dan celana panjangnya. Setelah itu segera keluar dari toilet itu. Namun, “AAAHHHHHHHHHHHH! Toloooong. Ada cowok disini!” teriak seorang ibu setengah baya dengan histeris. Saat itu akan masuk seorang tante gendut dengan temannya. “Jangan masuk Bu, ada cowok di dalam!” teriak ibu tadi. “Kurang ajar kamu ya! Ngapain kamu kesini,” maki tante gendut tadi sambil memukul-mukulkankan tasnya ke kepala cowok itu. “Satpaaam! Mana satpam. Panggil satpam kemari! Satpaaam!!” Dan akhirnya, dengan baju masih basah dengan spermanya sendiri, digiringlah cowok itu oleh satpam mal yang berkumis sangar. Sungguh malu dua kali ia hari itu. Pertama karena dicokok satpam dan ditonton orang banyak. Kedua, malu dengan cewek cakep tadi. Dan oleh satpam, cowok itu dianggap bersalah karena masuk ke toilet cewek dan melakukan onani di dalam. Sementara Liani melihat itu dari kejauhan dengan tertawa-tawa terpingkal-pingkal.
Liani baru saja memarkir mobilnya dan masuk ke dalam mal itu. Saat itu datang sms di handphone-nya. Bunyinya,”Sorry, tadi gua salah ketik. Ketemuannya bukan jam 2 tapi jam 4.” Sms itu datang dari Herlina teman sekolahnya. Mereka janjian untuk ngumpul dan makan bareng dengan beberapa temannya. Ah, sialan, gerutu Liani. Kenapa nggak bilang dari tadi-tadi? Tahu gitu gua pulang dulu ke rumah. Padahal saat itu pun masih kepagian untuk jam 2. Karena ia langsung jalan dari sekolah. Sekarang malah ternyata janjiannya dimundurin ke jam 4. Tapi kalo mau pulang rumah dulu, tanggung. Sedangkan kalo nunggu bengong sendirian 2 jam lebih juga bosan. Malah-malah nanti bisa digangguin cowok iseng kayak waktu itu. Akhirnya diputuskan mending nonton aja.. Meski sendirian tapi masih mendingan daripada bengong aja. Lalu ia naik ke tempat bioskop. Saat itu lagi sepi, karena memang bukan jam umum untuk nonton. Sementara ia melihat-lihat film yang ada dan yang pas jamnya, ada seorang cowok yang ngeliatin dia terus. Cowok ini adalah anak smu juga yang biasanya datang ke mal itu untuk dua tujuan.
Kalau nggak cuci mata dan godain cewek-cewek terutama cewek-cewek smu yang cakep-cakep dan putih-putih itu, ya memalak anak-anak sd atau smp yang main game di dekat bioskop. Kebetulan cowok itu habis memalak anak SMP “gemuk” yaitu anak orang kaya yang dikasih duit jajan banyak. Setelah merasa penghasilannya hari itu cukup, kini ia ingin menikmati sisa hari itu dengan nonton. Dan saat itulah ia melihat Liani yang juga datang sendirian. Saat melihat cewek cakep apalagi sendirian, ia tak bisa menahan mulut usilnya itu. “Suitt, suitt,” siulnya dengan usil sambil matanya menggerayangi seluruh tubuh Liani,” Muluss.” Saat itu Liani memakai baju seragam batiknya. Sehingga ia bisa lolos dari satpam yang kadang tidak memperbolehkan anak-anak SMU berseragam putih abu-abu masuk. Ia jadi mupeng dengan Liani karena selain cakep dan kulitnya putih banget, body-nya pun ok. Pandangannya seketika mengarah ke dada Liani yang nampak menonjol di balik baju seragam batiknya. Baju seragam itu tak termasuk tipis jadi tak ada yang kelihatan tembus pandang.
Namun tetap menarik untuk dipelototi karena kelihatan menonjol, pertanda payudara cewek ini tentu lumayan padat berisi. “Sendirian ya? Mau ditemenin ga?” tanya cowok itu cengengesan. Liani tidak menghiraukan cowok itu. Ia tidak merasa perlu menanggapi cowok-cowok semacam itu, yang kerjaannya cuman nggodain cewek kayak dirinya. Lagian, ditanggapi pun juga percuma. Kayak waktu itu. Ngomongnya aja kayak jagoan tapi belum apa-apa langsung keok. Setelah itu Liani mendatangi loket dan membeli satu tiket. Setelah cewek itu pergi, cowok itu juga mendatangi loket itu dan berkata ke penjual karcisnya,”Sebelahnya cewek tadi, Mbak.” Tak lama kemudian masuklah Liani ke dalam gedung bioskop. Ia membeli tiket tempat duduk di baris paling belakang di tengah-tengah. Gedung bioskop saat itu sangat sepi penonton. Tak lama kemudian masuklah cowok tadi dan nomor kursinya memang betul di sebelah Liani. “Hi,” sapa cowok itu. “Hi,” kata Liani. “Nonton sendirian ya?” “Iya.” “Sama dong. Gua juga sendirian. Aneh ya, kok kebetulan duduknya bisa sebelahan?”
“Khan lu yang minta tadi sama Mbak-nya.” “Hah! Masa sih? Kok gua nggak inget?” “Udahlah lu ga usah pura-pura. Dikira gua nggak tahu.” “Hehehe, iya sih,” katanya cengengesan. “Oh ya, nama lu siapa? Nama gua Boy..” “Rika,” kata Liani asal-asalan. Dan cowok itu selanjutnya berusaha melakukan pendekatan ke arah kemupengan. Sementara Liani kini jadi timbul semangat badungnya. Sebelum cowok tadi masuk dan duduk di sebelahnya pun, ia telah membayangkan, situasi sepi-sepi gini, kayaknya jadi asyik deh kalo gituan. Gituan di dalam gedung bioskop! Oleh karena itu kini ia bersikap wait and see aja terhadap cowok yang ngaku namanya “Boy” ini. Ia sendiri ragu cowok kayak gini bisa punya nama sebagus itu. Tapi, masa bodolah. Yang penting bukan namanya keren apa nggak nya. Karena Liani tidak menolak, cowok itu jadi makin lama makin berani. Kini dipegangnya tangan Liani. Dan cewek itu diam saja. Lalu diraba-rabanya tangan yang halus itu. Kemudian ia memegang rambut Liani. Cewek itu diam saja. Kini dipeluknya cewek itu dan diciumnya pipi cewek itu.
Masih diam saja. Kini cowok itu jadi tambah berani. Diciumnya bibir cewek itu. Liani awalnya mendiamkan saja. Namun kini dirasakan, ciuman cowok itu not bad juga. Jadi ia mulai menanggapinya. Ia mulai ikut mencium cowok itu. Tak lama kemudian mereka berdua berciuman saling berpagutan di dalam bioskop. Lidah mereka saling beradu di dalam mulut yang saling melekat itu. Tak jelas siapa mendominasi siapa. Karena keduanya sama-sama aktif. Lalu cowok itu mulai menggerayangi tubuh Liani. Diraba-rabanya dada cewek itu. Dirasakannya payudaranya yang lumayan berisi juga. Begitu dapat kesempatan memegang payudara, seketika nafsunya langsung naik. Kemudian cowok itu menciumi leher putih Liani. Dikecup-kecupnya leher yang putih halus itu. Dan dibukanya kancing baju seragam Liani satu satu. Samar-samar nampak kulit tubuhnya yang putih mulus. Hmmm, sungguh indah. Ia sudah lama sering membayangkan cewek yang putih kayak Liani gini. Tapi baru kali ini ia merasakannya. Samar-samar kelihatan gundukan dada bagian atas yang tak tertutup oleh bra cewek ini. Lalu dibukanya bra itu. Diulurkan tangannya ke punggung cewek itu.
Namun ternyata kaitannya tak disitu. Sehingga tangannya berpindah ke depan. Dengan sekali tarik, dilepasnya kaitan di bagian depan branya itu. Kemudian dibukanya bra itu. Dan, ia sungguh terpana menyaksikan dada yang putih dan indah milik Liani. Meski samar-samar, namun sungguh menggairahkan! Segera direngkuhnya dada itu. Diraba-rabanya. Dan diusap-usapnya kedua putingnya yang menonjol dan sensitif itu dengan ibu jarinya. “Ooh” keluh Liani saat kedua putingnya diusap-usap cowok itu. Kemudian cowok itu meremas-remas dengan lembut payudara yang padat berisi dan kenyal itu. Oh, sungguh puas rasanya bisa memegang dan meremas-remas payudara telanjang cewek yang cakep dan putih kayak gini! Cewek ini betul-betul sexy sekali. Apalagi dengan dada yang telanjang gini. Apalagi dengan dadanya yang ada dalam genggaman tangannya gini! Cowok itu makin merapatkan dirinya ke cewek itu. Kini kepalanya turun ke dada cewek itu. Mulutnya segera mencium payudara cewek itu. Lalu menjilati. Dan menyedot-nyedot kedua putingnya kiri kanan bergantian.
Oooh! Liani mulai “naik” dengan aksi cowok itu. Apalagi ia cukup jago dalam merangsang payudaranya. Termasuk saat menjilati dan menghisap putingnya. Ditambah lagi, tubuhnya yang sejak tadi agak kedinginan karena ac bioskop itu, kini “dihangatkan” oleh kecupan-kecupan cowok itu terutama di payudaranya. Dadanya terasa hangat saat cowok itu menghisap-hisap dan mengenyot-ngenyot putingnya. Liani juga ikutan beraksi. Tangannya menggerayangi tubuh cowok itu. Memegang dadanya yang bidang. Lalu tangannya turun ke bawah. Ke perut. Dan turun lebih bawah lagi. Tangannya merasakan ada benda keras di dalam celana cowok itu. Kini ia ingin menguji ketahanan cowok itu. Kalo nggak mampu, mending diketahui sekarang daripada tahunya belakangan. Ditaruhnya tangannya di selangkangan cowok itu. Ia memegang-megang bagian pangkal paha cowok itu. Sampai akhirnya disentuhnya batang yang mengeras di dalam celana itu. Sementara cowok itu jadi kaget dengan reaksi Liani ini. Tak disangka-sangkanya cewek yang cakep dan tampangnya sedemikian polos bisa melakukan ini.
Tak disangkanya cewek ini rupanya sudah punya cukup pengalaman juga. Ia jadi makin senang. Dibiarkan cewek ini berbuat semaunya. Termasuk setelah itu dilepasnya sabuk celananya. Dibukanya retsleting celana panjangnya. Dan…tangan yang putih mungil itu menyusup masuk ke celana dalamnya. Memegang batangnya yang telah mengeras sejak tadi-tadi. Tak hanya sekedar memegang saja, tapi tangan mungil itu mengocok-ngocok batangnya dan jari-jarinya mengusap-usap kepala dan leher penisnya. Oooh! Hampir meloncat ia rasanya karena nikmatnya tak terbayangkan saat penisnya dikocok-kocok dan diusap-usap oleh cewek cakep di sebelahnya ini. Oleh karena itu, tentu ia tak mau kalah dengan cewek ini. Tindakan cewek itu dibalasnya dengan setimpal. Dibukanya rok seragam cewek itu. Samar-samar terlihat pahanya yang sungguh putih itu. Diraba-rabanya paha mulus itu terutama pangkalnya. Lalu tangannya dimainkan di atas celana dalam cewek itu. Jari-jemarinya menggelitik daerah sekitar vaginanya. Oooh, oohhhh. Cewek itu mulai mendesah-desah. Apalagi saat jarinya kini dimainkan di liang vaginanya. Bahkan jarinya itu ditekan-tekan ke dalam liang itu, sampai akhirnya masuk sedikit. OOHhhhhh! Liani secara spontan mendesah. Lalu tangannya ikut-ikutan dengan yang dilakukan cewek itu tadi, yaitu… disusupkannya di dalam celana dalam cewek itu.
Ouw! Dirasakannya tangannya mengenai bulu-bulu di daerah tersembunyi itu. Sungguh lebat sekali bulu-bulunya! Lalu tangannya turun ke bawah dikit. Kini tangannya mencapai daerah terlarang dari cewek ini. Namun cewek ini diam saja saat tangannya mencapai daerah terlarangnya. Malah ia menikmatinya! Segera tangannya dimainkan di daerah vagina cewek itu. Cewek itu makin mendesah-desah. Apalagi saat tangannya menemukan dan merangsang klitoris cewek itu. Dilihatnya cewek itu merintih-rintih dan mendesah-desah serta tubuhnya menggelinjang-gelinjang. Hanya suara desahannya saja yang ditahannya. Sehingga ia mendengar desahan-desahan pelan cewek itu. Apalagi setelah mulutnya kini kembali mengenyot-ngenyot dada cewek itu. Dirasakannya vagina cewek itu basah berair. Demikianlah Liani yang tadinya agak memandang rendah cowok ini dan bermaksud “mengetest”nya kini ternyata tidak hanya cowok itu lulus ujian tapi juga mampu membuatnya lupa diri. Ia lupa dengan niatnya ingin mengetestnya karena sekarang malah ia jadi menggelinjang-gelinjang kenikmatan sudah lupa akan segalanya.
Namun ternyata cowok itu tidak berhenti sampai disitu saja dalam hal “memanaskan” dirinya. Karena cowok itu kini berjongkok di depan Liani, membuka kedua kakinya lebar-lebar. Dan….mulutnya menjilati vaginanya. Oooohhhh! Liani jadi makin tak tahan lagi untuk tidak menggeliat-geliatkan tubuhnya. Apalagi teknik jilatan cowok itu lumayan juga. Paling tidak cukup untuk membuatnya jadi basah kuyup. Oleh karena di dalam gedung bioskop yang ruang geraknya terbatas, mereka tak mau berlama-lama. Begitu tahu Liani telah siap, segera dilepaskannya celana dalam cewek itu. Ia harus melepas sepatu cewek itu dan meloloskan celana dalam itu dari tubuh cewek itu. Supaya lingkup geraknya lebih bebas. Kemudian ia menurunkan celananya berikut celana dalamnya. Dan, dengan menunggingkan tubuh Liani, bleesss! dimasukkannya penisnya ke dalam vagina cewek itu dalam posisi doggy style. Disodok-sodoknya vagina itu yang dirasakannya amat sempit itu. Kedua tangannya memegang payudara cewek itu. Ditepuk-tepuk dan diremas-remasnya. Akhirnya cewek itu berhasil disetubuhinya juga. Cewek yang di luar tadi mengacuhkan dia dan memandang rendah dirinya. Namun sekarang keadaannya sungguh berbeda. Kini dirinya berada di dalam tubuh cewek itu, dan menikmati cewek itu!
Sementara Liani sungguh menikmati genjotan penis cowok itu di dalam tubuhnya. Ia dengan lirih mendesah-desah saat penis cowok itu menyodok-nyodok di dalam dirinya. Apalagi ditambah ketegangan bahwa kegiatan itu berlangsung di tempat umum, di dalam bioskop! Sementara cowok ini ternyata sungguh perkasa mengocok-ngocok vaginanya. Setelah itu mereka berganti posisi. Kini cowok itu duduk dibangku bioskop itu. Sementara Liani duduk di pangkuannya. Tapi sebelum itu, rupanya Liani ingin menelanjangi bagian bawah cowok itu, sama seperti cowok itu yang sebelumnya melepas celana dalamnya. Dilepasnya celana panjang dan celana dalam cowok itu dari tubuhnya sehingga kini bagian bawah cowok itu telanjang. Sementara, cowok itu menyingkap rok seragamnya yang dikenakannya itu, sehingga kini pantat dan bulu kemaluannya terbuka bebas. Seandainya gedung itu tidak gelap dan ada orang yang menoleh ke belakang, tentu orang itu bisa melihat kedua paha dan bulu kemaluannya dengan jelas! Kini Liani duduk dengan manis di pangkuan cowok itu. Namun tentu bukan sekedar pangkuan biasa. Tapi penis cowok itu masuk menembus ke dalam vaginanya. Setelah itu, giliran Liani yang menggoyang tubuhnya sendiri naik turun. Sementara kedua tangan cowok itu memainkan payudaranya.
“Oooh….ohhhhh……ohhhhhh…….ohhhhhhh” Ia terus mendesah-desah. Dan ia terus menggoyang tubuhnya naik turun. Beberapa saat lamanya. Sampai akhirnya, “Uuuuuhhhhhhhhhhhhh…..uuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh….uuu uuuuhhhhhhhhhhhhh” ia melenguh-lenguh panjang, saat ia mengalami orgasme. Orgasme di dalam gedung bioskop karena disetubuhi oleh cowok tak dikenal! Oleh cowok yang awalnya dipandang rendah! Setelah Liani orgasme, ia melepaskan tubuhnya dari penis cowok yang masih mengeras itu. Kemudian cowok itu menyuruh Liani untuk mengulum penisnya. “Sekarang giliran lu yang isep dong say.” “OK, tapi jangan dikeluarin ya. Kalo mau keluar, bilang ya.” “Beres dah,” kata cowok itu. Segera Liani dengan patuh mengemut buah zakar cowok itu. Lidahnya menjilat-jilat buah zakar cowok itu. Lalu mulutnya mengulum dan menghisap-hisap batang penis itu. “Shleeb..shleeeb…shleeeb…” Seperti mengemut ice lolipop saja Liani saat itu. Cuman bedanya ini lebih besar. Lalu ujung lidahnya digunakan untuk menjilat batang penis itu dari pangkal dekat buah zakar, terus naik ke atas sampai ke ujung kepala penis yang disunat itu. Lidahnya menjilati leher penis itu, dan mengitarinya, sampai tiga kali. Lalu seluruh bagian kepala penis itu disapunya dengan ujung lidahnya.
Setelah itu, balik lagi disepong-sepongnya batang penis itu. Seperti ice lolipop tadi. “Shleeb..shleeeb…shleeeb…” Kemudian Liani mengeluarkannya dari mulutnya. Ia takut kalau-kalau isinya akan segera keluar. Tapi saat itu tiba-tiba cowok itu mengocok penisnya, saat penis itu tepat berada di depan mukanya. Dan…. tiba-tiba, Crooot, croott, crooottt. Penis itu memuncratkan seluruh isinya, membasahi muka Liani! Membuat mukanya kini jadi belepotan penuh sperma cowok itu! Karena cowok itu menahan kepalanya dan tak memberinya kesempatan untuk menghindar. Ia memang sengaja ingin memuntahkan isi penisnya itu ke muka cewek ini! Yah, sudah dibilang, jangan dikeluarin kayak gini, batin Liani, sekarang jadi belepotan dah muka gua. Di dalam gedung bioskop lagi. Mana abis ini gua mau ketemu sama teman gua lagi. Sialan betul nih cowok, sudah dikasih enak malah ngerjain orang. Sementara cowok itu nampak puas menumpahkan isi penisnya ke wajah cakep Liani. Ia tersenyum cengengesan melihat wajah cewek itu sekarang jadi belepotan karena spermanya.
Karena Liani tidak ingin sperma yang membasahi wajahnya itu turun ke bawah ke tubuhnya, segera ia mengambil apa yang ada di dekatnya untuk mengelap mukanya itu. Dan akhirnya digunakannya celana panjang cowok itu untuk mengelap mukanya. Sialan, dua kali main di dalam mal, momen “crott” nya nggak ada yang bener, gerutunya dalam hati. Cowok itu sebenarnya tidak ingin Liani menggunakan celana panjangnya untuk mengelap mukanya itu. Namun dalam hal ini ia kalah cepat dengan cewek itu. Karena saat itu ia terlena karena puas menyaksikan wajah cewek itu belepotan. Tak lama kemudian, Liani mengaitkan kembali branya dan mengancingkan baju seragamnya. “Gua ke toilet dulu ya,” kata Liani, karena ia ingin cuci muka. Saat ia ingin membawa celana dalamnya, cowok itu tidak memberikannya. “Lu pakenya disini aja. Nanti sehabis lu balik dari toilet,” kata cowok itu.. Karena setelah ini ia masih ingin menggrepe-grepe cewek ini. “Lu bawa ini aja. Ke toilet sekalian tolong bersihin ini,” kata cowok itu sambil menyodorkan celana panjangnya yang basah kena spermanya sendiri itu,” Tolong lu bilas dengan air supaya nggak bau.”
Sialan cowok ini, pikir Liani. Habis mainin orang, sekarang malah main nyuruh aja. Emang pikirnya gua pembantunya. Enak aja suruh orang nyuci celananya. Namun Liani tidak membantah. Dibawanya celana panjang milik cowok itu ke dalam toilet. Cowok itu lagi duduk dengan santai menonton film bioskop itu. Baru saat inilah ia menonton film di layar depan itu. Ia agak kecapean juga setelah barusan maen dengan cewek itu. Gila bener hari ini. Mimpi apa gua bisa maen sama cewek kayak dia itu. Cakepnya dan putihnya kayak gitu. Apalagi ternyata dia cukup jago juga maennya. Hatinya benar-benar puas! Tapi lama kelamaan kakinya terasa kedinginan juga. Makin lama ac bioskop itu rasanya makin dingin. Apalagi orang di dalam gedung itu hanya segelintir. Lama bener sih cewek itu nggak balik-balik, pikirnya. Lho! Saat itu ia baru sadar ternyata celana dalamnya nggak ada disitu. Rupanya terbawa waktu cewek itu membawa celana panjangnya. Ingin rasanya ia memburu cewek itu ke toilet memintanya untuk cepat-cepat kembali. Namun itu tidaklah mungkin karena saat ini ia tak bercelana. Biarlah gua tunggu cewek itu datang aja. Namun ternyata cewek itu nggak datang-datang juga. Sampai akhirnya filmnya berakhir dan lampu gedung dinyalakan.
Sesaat kemudian… “Eh, lu tahu nggak,” kata Herlina kepada Liani,” Barusan ada cowok yang digiring satpam. Gara-garanya ia keluar dari gedung bioskop nggak pake baju. Bajunya digunakan untuk menutupi selangkangannya. Soalnya cowok itu nggak pake celana. Dan, tahu nggak, hihihi, ternyata cowok itu pake celana dalam cewek, warnanya merah muda lagi.” “Lu baru dateng sih, jadi nggak ngeliat. Orang-orang pada heboh. Cewek-cewek yang di deketnya pada teriak-teriak. Tapi abis itu pada ketawa semua. Kayaknya orang gila deh itu.” Liani hanya tersenyum geli membayangkan itu. Biar tahu rasa, cowok nggak tahu diri. Sudah dikasih enak malah ngelunjak. Saat cowok itu menyuruhnya membersihkan celana panjangnya, sekaligus diam-diam dicomotnya juga celana dalam cowok itu. Setelah ia membersihkan mukanya, ia langsung keluar kompleks bioskop itu. Tentunya dengan menyembunyikan celana itu di dalam tasnya. Supaya nggak ketahuan orang. Setelah itu ia beli celana dalam yang langsung dipakainya di dalam toilet. Dan celana cowok itu dibuangnya di tempat pembuangan sampah yang sepi dan agak jauh dari mal itu. Setelah itu, baru ia balik lagi ke mal itu.