Kisah nyata ini berawal ketika saya duduk dikelas 2 SMA di kota B. Seperti biasa kehidupan remaja pada seumuran itu sangatlah waahhh.. itu menurutku. Saat itu saya tergabung dengan team bola basket sekolah saya, sayapun mempunyai banyak teman baik didalam team ataupun diluar team, mereka pun mengenalku dengan baik. Salah satu dari temanku ini adalah Indra dimana dia ini orangnya pintar dan kutu buku banget. Saya bergaul dengan dia semacam simbiosis dimana disaat saya tidak mengerti akan sesuatu tentang pelajaran, saya selalu bertanya kepada Indra, begitu juga jika dia bertanya tentang masalah “cewek”, dia selalu bertanya kepada saya. ( padahal saya jawab sekenanya dan dia selalu manggut-manggut seperti burung kakak tua.. hehehe ) Saat itu kita sedang menghadapi ujian pertengahan ( Catur wulan ke 2 ) dan saya sedang giat-giatnya belajar bersama Indra dirumahnya. Eh dia dua bersaudara, kakaknya perempuan bernama Gita dan kuliah di PTN dikotaku, semester pertama. Cantik juga orangnya dengan kulit putih dan tubuh yang proposional banget.
Itu salah satu daya pikat untuk meminta belajar dirumah Indra.. hehehe.. Tapi karena pacarnya juga kuliah dan ikutan beladiri saya jadi ciut juga ( takut cing, badannya gede) Ketika itu suasana rumah Indra sepi hanya kami berdua yang sedang belajar. Kedua orang tuanya sedang kerja dan kakaknya sedang kuliah. Tak terasa sudah hampir 2 jam kita belajar, terdengar bunyi pintu gerbang dibuka orang dan ternyata kakaknya baru pulang dari kuliah. “Nah gitu dong belajar, biar hasil ulangannya pada bagus.” Katanya ketika melihat kita sedang belajar. Dia segera menuju kekamarnya entah tuk ganti baju atau apa. Tak berapa lama Gita keluar dan menuju dapur, saat itu kita sedang belajar diruang keluarga. Setelah itu Gita duduk disofa dengan segelas ice cream dan menyalakan tv diruangan keluarga. Setelah 2 jam belajar, saya dan Indra hanya ngebahas apa yang tadi kita bahas. Eh tiba-tiba Indra nyeletuk, “ Van bagaimana cara membuat cewek tuh tertarik sama kita?” “ pertama elo harus jadi pendengar yang setia Ndra.” Jawabku dan Indra hanya manggut-manggut.
Lalu kita lanjut ngebahas tentang mahluk yang bernama wanita dengan Gita disamping kita, yang saya tahu dia juga mencuri pembicaraan kita. Lalu Indra bertanya “ Eh Van, kenapa pantat cewek tuh sexy banget ya?” Saya pun berpikir mencari jawaban yang tepat. “ Sebenarnya pantat cewek tuh sexy karena tangan kita Ndra.” “Koq bisa begitu Van?” lanjut Indra. Kulirik sebentar kearah Gita dan dia terlihat mulai serius dengan apa yang kita bahas. “ Tuh pantat bisa sexy karena sering diremas sama cowok” Jawabku. “ Enak aja!!” terdengar keras suara bantahan dari samping kita yang berasal Gita. “Emang dari mana lo dapat jawaban itu Van?” tanyanya ketus. ( hehehe.. kepancing juga) “Semua itu tergantung dari cara kita meremas Git, tidak bisa asal-asalan meremas” jawabku. Indra terlihat serius mendengarkan sedangkan Gita semakin penasaran. “ Meremas bagaimana Van?” Tanya Gita. “Ya semua ada tehniknya Git.” Jawabku enteng. Semakin penasaran aja Gita dibuatku ( udah 30% cing.. hihihi..) “Gimana dong Van, ajarin dong?” “ ya gak bisa dong Git, Gita kan bukan pacar saya” jawabku enteng.
Terlihat wajahnya cemberut dengan menyimpan rasa penasaran. “ Van elo bisa ajarin gue kan?” Tanya Indra kepadaku. “Beres Ndra, ntar gue ajarin elo sampe jadi masternya” setelah itu kita tertawa berbarengan dan masih ada yang cemberut karena penasaran yaitu.. Gita! ( menuju 50% cing.. ) Keesokan harinya saya bertandang lagi kerumah Indra dengan alasan yang sama yaitu belajar bersama, tapi ketika sampai dirumahnya yang ada pembantunya dan kakaknya Gita. “Git, kemana Indra?” tanyaku. “ Oh tadi dia disuruh sama papa sebentar tuk ngirim beberapa dokumen ke teman papa Van” “lama gak Git?” tanyaku kembali. “Ya gak tau Van, tapi kata Indra kamu disuruh tunggu aja dulu didalam sambil belajar” jawabnya. “ Ya udah deh kalau begitu” kemudian sayapun melangkah masuk ke ruang keluarga dan segera membuka buku pelajaran bahasa Inggris dan Gita pun duduk disofa sambil menonton acara gosip ditelevisi. Hari itu Gita memakai celana pendek dan baju kaos yang longgar, terlihat lebih sexy dan santai. Pikirankupun bermain, bagaimana caranya untuk bisa.. Akhirnya sayapun mendapatkan ide yang jitu tuk melakukannya.
“Git, tolongin gue dong, ada soal bahasa inggris yang gue tidak mengerti.” Sambil berdiri dan menuju kearah saya dia berkata “Payah nih, masa segitu saja gak bisa?!” Lalu Gita rebahan dikarpet dimana saya belajar. Sambil menerangi apa maksud dari soal itu mata saya sengaja melirik kearah bongkahan pantatnya yang terbungkus celana pendek. Akhirnya Gita mengetahui apa yang saya kerjakan saat itu, “ Eh elo kalo dijelasin harus merhatiin, jangan matanya kemana-mana. Emang kenapa dengan pantat saya?” “Ah gak kenapa-kenapa, Cuma kurang aja?” jawabku memasang pancingan. “Kurang gimana?” tanyanya kembali. “Git maksud dari soal yang ini bagaimana?” tanyaku pura-pura menghindar dari topik utama. Tiba-tiba dia memencet hidung saya dan berkata,”Eh kalau ditanya harus dijawab dong?” Sambil meringis kesakitan saya menjawab,” iya.. iya.. kurang sexy aja Git..” “Kurang sexy bagaimana?”. “Kurang bisa kali pacar Gita meremasnya.” Jawabku enteng. Terlihat dia terdiam sebentar sambil menerawang jauh, dan setelah itu dia berdiri dan menuju kekamarnya sambil berkata, “Biarin!!” ( yuhuuu.. 70% tuhh..)
Setelah 30 menit lewat, Indra temanku belum tampak juga batang hidungnya dan hanya saya sendiri yang berada diruang keluarga. Tiba-tiba pintu kamar Gita terbuka dan dia keluar dengan busana yang ketat sehingga, jujur deh.. sexy banget. Gita tersenyum kepadaku dan berkata “ Gimana Van, apa masih kurang sexy?” Ternyata Gita didalam kamar selama itu hanya untuk memikirkan untuk tampil sexy dihadapanku. Saya jawab aja,” Memang sexy, tapi pantatnya masih kurang deh.” (padahal boong tuhh..) Gita terlihat cemberut dan segera menuju kamarnya lagi. Kena deh, hehehe… Tidak sampai lima menit, kepala Gita menyembul didaun pintu kamarnya sambil melirik kesana kemari, entah maksudnya apa. Gita memanggil saya untuk mendekat. Setelah mendekat dia berkata,”Van tolongin gue yah, tapi hal ini jangan sampai ketahuan siapa-siapa.” “Bantuan apa nih?” tanyaku belaga bego. Tangankupun ditariknya kedalam kamarnya dan segera dia kunci. “Van, gue pengen pantat saya terlihat sexy dan kemarin katanya elo tahu caranya.” “Wah kan Gita bukan pacar saya.” Jawabku sekenanya.
“Udah deh Van, gue mau koq kalau pantat gue elo bikin sexy.” Sayapun pura-pura serius berpikir dan itu membuat dia kembali bertanya, “Emang kenapa Van?” “Ya kalau mau begitu, elo harus buka baju dan hanya pakai dalaman saja dan tengkurap tidurnya” jawabku. Sejenak dia berpikir dan tiba-tiba dia melepaskan seluruh pakaiannya sehingga yang melekat hanya bra dan cdnya. Gita menuju tempat tidurnya dan tidur terlentang dan melambaikan tangan kearahku. Sayapun menuju ketempat tidurnya dan segera menuju tubuh Gita yang tidur tengkurap. Sejenak wajah Gita berpaling kearahku, dengan rona merah dipipinya dia berkata, “ Van, jangan bilang siapa-siapa yah?” “Okey Git, elo bisa pegang mulut gue.” Entah dari mana asalnya terdengar kata “yoi man” dan ketika kulirik kearah selangkanganku terlihat kepala Mr.P-ku mengintip tersenyum dibalik celana jeansku. Hehehe.. Crooottt… Saya sudah berada disamping tubuhnya dan memang sexy banget tubuhnya Gita. “Git, gue mulai ya, tapi ingat elo gak boleh bergerak-gerak kalau elo terasa geli atau apa saja.” Gita hanya terpejam dan menganggukan kepala mengiyakan.
Tanganku mulai menempel ke dua bongkahan pantatnya, terasa sekali badannya bergetar. Sebenarnya saya tidak tahu caranya tetapi saya ingat sekali disaat pantatku dipijat sama tukang urut 1 tahun yang lalu ketika pada saat itu saya mengalami kecelakaan motor sehingga terasa sakit di pinggang dan pantatku. Saya praktekan saja cara memijitnya tetapi yang sekarang ini lebih lembut dan hot.. hehehe.. Kedua jempolku kutempatkan diarah dalam pantatnya dan bergerak menjauh dan memutar, gerakan ini saya lakukan berulang kali. Kadang saya remas lembut pantatnya dan semakin lama semakin jempolku berani masuk lebih dalam kedalam lipatan pangkal pahanya. “Etss..” kata tersebut keluar dari bibir mungilnya Gita dan terlihat badannya mulai bergetar. Kulakukan berulang-ulang sehingga tampak jelas getar badannya dan deru nafasnya yang semakin memburu. Posisiku sekarang menduduki kedua pahanya dengan kedua tanganku masih dengan kerjaannya, kulirik kearah selangkangannya yang terbungkus cdnya itu, basah sekali dan terlihat jelas cairan cintanya melekat pada kain cdnya.
Tanganku mulai menempel ke dua bongkahan pantatnya, terasa sekali badannya bergetar. Sebenarnya saya tidak tahu caranya tetapi saya ingat sekali disaat pantatku dipijat sama tukang urut 1 tahun yang lalu ketika pada saat itu saya mengalami kecelakaan motor sehingga terasa sakit di pinggang dan pantatku. Saya praktekan saja cara memijitnya tetapi yang sekarang ini lebih lembut dan hot.. hehehe.. Kedua jempolku kutempatkan diarah dalam pantatnya dan bergerak menjauh dan memutar, gerakan ini saya lakukan berulang kali. Kadang saya remas lembut pantatnya dan semakin lama semakin jempolku berani masuk lebih dalam kedalam lipatan pangkal pahanya. “Etss..” kata tersebut keluar dari bibir mungilnya Gita dan terlihat badannya mulai bergetar. Kulakukan berulang-ulang sehingga tampak jelas getar badannya dan deru nafasnya yang semakin memburu. Posisiku sekarang menduduki kedua pahanya dengan kedua tanganku masih dengan kerjaannya, kulirik kearah selangkangannya yang terbungkus cdnya itu, basah sekali dan terlihat jelas cairan cintanya melekat pada kain cdnya.
Semakin berani jari jempolku bermain bersentuhan bibir memeknya dari luar cdnya. Kadang saya tarik garis lurus mengikuti bibir memeknya, “Achh Van..” Sekitar 20 menit saya bermain dengan pantatnya dan selama itulah perubahan Gita terlihat jelas semakin bergetar. Seketika itu juga saya berhenti beraksi dan berdiam diri, ini membuat Gita merasa heran. Dengan nafas yang masih memburu dia berkata, “ Sudah selesai Van?” “Belum sih Git, tapi..” jawabku. “Tapi apa Van?” “Supaya maksimal hasilnya harus dibuka cdnya.” Jawabku serius. Tanpa banyak omong Gita mengambil selimut dan membuka cdnya dari dalam selimut dan segera ridur terlentang kembali. Terlihat sekali pandangannya mulai sayu dan ini menambah daya tarik tersendiri bagi kaum wanita. Segera saya kembali ke pekerjaan saya yang tertunda. Satu tangan saya menyusup kedalam selimut tuk mulai memijat dan yang satunya lagi berusaha melepas celana jeans yang saya kenakan tanpa sepengetahuan Gita. (susah benar cing, lupa belajar dulu sebelum melakukan aksi.. ) Akhirnya dengan susah payah celana jeans ku terlepas tanpa sepengetahuan Gita, dan sayapun hanya mengenakan cd.
Kedua tanganku pun mulai memijat kembali dengan gerakan-gerakan yang sama sebelumnya. Jariku mulai berani mengelus selangkangannya berkali-kali dan ini membuat Gita semakin bergetar hebat. “Ehmm.. etss..” kata-kata ini semakin sering kudengar dari mulut Gita. Tidak ada protes yang keluar dari mulut Gita dan itu membuatku semakin berani bertindak. Akhirnya salah satu jariku mulai berani menempel tepat ditengah-tengah belahan memeknya dan bergerak lembut sambil menekan-nekan. Pantatnya Gita mulai terangkat ketika jariku menekan lembut kearah memeknya. “Ohhh Vovan, apa yang elo lakuin?” “Eit jangan bergerak Git, ntar malah hasilnya gak maksimal.” Jawabku datar sambil menahan nafsu yang semakin meninggi. (Terlihat jelas Mr.P ku yang keluar dari cdku dan terus berdenyut-denyut..huha..huha) Semakin Gita tahan untuk tidak bergerak semakin jelas terlihat getar tubuhnya. Cairannya cintanya semakin banyak keluar dan terlihat menempel dijariku. Pelan-pelan tapi pasti selimut yang dia kenakan saya buka, dan terlihat sangat indah pantatnya yang tanpa benang sehelaipun.
Jariku mulai meremas kembali pantatnya dan pelan-pelan membuka lipatan diselangkangannya. Tampak bibir kemaluan yang merekah merah mengkilat karena basah oleh cairan. Jari telunjukku bergerak dari atas menuju bagian bawah bibir memeknya dan sesekali menekan lembut daging yang menonjol keluar diujung sana. “Hemm.. achh..” semakin keras suara yang keluar dari mulut Gita. Sedikit demi sedikit jari telunjukku menerobos masuk kecelah bibir memeknya, terasa hangat dan licin sekali permukaannya, dan satu tanganku berusaha mengeluarkan kontolku yang sudah menegang keras dari sisi cdku. Akhirnya dengan bebas mengacung gagah kontolku berdiri dan segera kudekatkan menuju belahan pantatnya. Jariku terus kugerakkan naik turun dan terus menekan-nekan dengan lembut. “Aduh.. Van.. terus.. ohhh..” semakin kencang gerakanku, semakin tinggi pantatnya diangkat. Pada saat pantatnya mencapai ketinggian maksimal segera kusisipkan kontolku dibawah sela-sela pantatnya. Seketika kutarik jariku dari lubang memeknya dan seketika itu juga pantatnya turun dan “bleb!”. “Achhh…” jerit Gita ketika merasakan benda hangat yang menyumpal lubang memeknya.
Gita terdiam beberapa saat begitu juga dengan saya yang takut jangan-jangan kakak temanku ini akan marah besar karena tahu apa yang sedang saya kerjakan. Setelah agak lama, gita mulai menggoyangkan pantatnya dan menurutku dia setuju saja sehingga saya mulai mengambil ancang-ancang tuk memasukannya lebih dalam. Tapi perkiraanku meleset karena dengan tiba-tiba dia memegang batang kotolku dan segera membalikkan badan, “Hayoo!!” teriaknya. “Waaaaa….” Jeritku kaget sekali dan membuat wajahku pucat saat itu. Pikiranku mulai kabur karena sudah tahu apa yang akan terjadi, pasti kena marah besar oleh kakak temanku ini dan yang paling buruk masuk penjara deh. Tiba-tiba lirikan mata Gita berubah total dari yang sayu menjdi ganas dan liar, seketika itu juga kontolku langsung dihisap oleh mulut mungilnya.( ketangkapkan? Dimasukin penjara deh, penjara yang sempit,lembab dan hangat.. hehehe…). “ Koq mengecil Van?” tanyanya. “Dikagetin sih, jadinya begini deh.” Jawabku protes. Gita tertawa kecil dan dengan kerling matanya yang menggoda, “Iya deh saya gedein lagi.” Gita pun dengan giat menghisap-hisap kontolku.
ketika lemas Gita bisa memasukan setengahnya kedalam mulutnya dan lama kelamaan kontolku mulai menunjukan keperkasaannya sehingga hanya kepalanya saja yang sanggup Gita kulum, itu juga terlihat susah dengan bibirnya yang mungil. “Git, emang gak apa-apa, kalau..” tanyaku. “Ahh, udah tanggung nih dan sayang..” jawabnya. “Sayang kenapa?” tanyaku lagi. “Sayang ini-ni, besar banget, sayang tuk dianggurin” jawabnya nakal sambil menunjuk kearah kontolku. “Emang besar Git?” “Besar banget Van, pacarku saja tidak sebesar ini, padahal badannya gede banget.” “Ya jangan dilihat dari ukuran badan dong Git, boleh dia seorang karateka dan kalau saya sih gak punya ilmu beladiri apa-apa, tapi nih si kontol karateka sejati Git.” Jawabku seenaknya sambil tersenyum. “Kamu nih ya Van, eh apa bisa masuk nih kedalam ini?” sambil menunjuk kearah memeknya. “pasti bisalah… achhhh!” tiba-tiba Gita menghisap kuat kepala kontolku tanpa memberikan aba-aba. Badanku didorongnya sampai terlentang dan dia menyerangku dengan sangat ganas, dan saya hanya bisa mengaduh….. Enak!.
Selama 15 menit Gita mengoralku, jilatannya sangat mahir dari pangkal kontolku sampai kepalanya, kontolku dimasukan kemulutnya, dihisap dan ditarik-tarik sampai terlepas dengan paksa dari mulutnya. Rasanya ngilu dan nikmat sekali, kadang dipukulkan kontolku di kedua pipinya sehingga terlihat lucu sekali. Rasanya tidak adil kalau hanya saya saja yang merasakan nikmat, sehingga saya meminta berganti posisi menjadi 69 dan Gita pun setuju dengan usul saya. Babak 69 besar (hehehe) berlangsung dengan seru sekali, setiap dia menghisap tarik kontolku, saya imbangi dengan menekan dalam-dalam klitorisnya dengan lidahku. “Ehmmm..” hanya suara itu yang terdengar dari mulut Gita. Setelah 10 menit berlalu, gerakan lidahku mulai menggila, lubang memeknya saya tusuk dengan lidahku sedalam-dalamnya dan tidak lupa mengaduk-ngaduk isinya. Cairan cinta Gita semakin banyak keluar, sehingga menambah becek lubang memeknya. Selanjutnya lidahku bergerak berputar pelan di klitorisnya, semakin lama semakin kencang dan tekanannya pun semakin kuat, pantat Gita meliuk-liuk menahan rangsangan dan saya berusaha menahan pantatnya supaya tidak lepas sasaran yang sedang saya kerjakan. Nafas Gita mulai memburu dan gerakannya tidak terkontrol lagi, terlihat dari hisapan mulutnya dikontolku sudah tidak beraturan yang menandakan sebentar lagi Gita akan mencapai orgasmenya yang pertama. “Aduuhhh Van, ahhh.. enakss.. terus sayang.. yang kencang” Dibarengi dengan menyedot sambil memilin klitorisnya dengan lidah dan bibirku, Gita mencapai orgasmenya dengan sangat hebat sekali. Badannya bergetar hebat dan pantatnya menekan wajahku, terasa cairan cintanya membanjiri mulutku “Akhhhh Vovan… gw sampe.. akhhh..aduuhh..” pantatnya berusaha menjauh tapi saya pegang dengan kuat dan semakin saya hisap dan pilin klitorisnya. “ aduuuhh.. Van.. akhh..oohhh..” dan “ hemp..” ternyata gita langsung membalas denganmeasukan kontolku dimulutnya dan langsung dihisap kuat-kuat kepala kontolku.
”Wuuiiii….” hanya ada kata-kata itu yang ada di otakku, terasa ngilu dan nikmat sekali dan akhirnya saya lepaskan juga memeknya dari mulutku dan tak lama Gita juga melepaskan hisapannya pada kontolku. Ketika kulihat kontolku, sangat besar sekali dan dengan kepala yang besar mengkilap dan berwarna merah. “Wah Git, kepala kontolku jadi besar banget, kamu sedotnya terlalu kuat sih..” kataku memprotes dengan apa yang telah Gita lakukan. “Kamu juga sih pake acara sedotin terus punyaku, padahal Gitakan udah sampe..” jawabnya tidak mau kalah. “Tapi yang tadi enak sekali Van, sungguh baru kali ini Gita ngerasain..” lanjutnya lagi. “Ya udah sekarang Gita istirahat saja dulu sebentar, nanti kita main yang lebih seru” kataku, karena melihat penampilannya yang pada saat itu sudah kepayahan setelah mengalami orgasmenya yang pertama. Saya segera berdiri dan ingin kekamar mandi sebentar tapi dengan tiba-tiba kontolku ditariknya,”Eit gak ada acara istirahat-istirahatan Van, Gita masih penasaran nih, dan bentar lagi Indra pulang lho.” Katanya dan benar juga.
Tubuhku kembali didorong ketempat tidur dan seketika itu juga Gita menaiki badanku dan mengarahkan memeknya diatas kontolku. Ditekanya perlahan-lahan memeknya, dan walau susah akhirnya masuk juga walau hanya sebatas kepala kontolku saja. “Ackhh Van besar banget.. hemmm” kulihat Gita mendiamkan sesaat lalu mulai bergerak menekan kembali. Badannya bergetar setiap Gita berusaha untuk menekan lebih dalam dan setelah berulang-ulang menekan dan akhirnya masuk juga setengah dari batang kontolku. “ Ohhh Van.. penuh banget rasanya.. Enaks sekali.. ohh..” mulutnya mulai meracau dan bola mata meninggi. Sayapun merasakan yang sama, terasa sekali kepala kontolku seperti diremas-remas sesuatu yang lembut dan hangat. Gerakan naik turun Gita lakukan tetapi hanya setengah saja dari batang kontolku yang memasuki lubang memeknya. Sepertinya Gita ragu dan takut untuk masukin seluruh kontolku ke memeknya. Walaupun hanya setengahnya saja yang masuk sudah dapat membuat Gita mendesis nikmat dan meremas-remas susunya yang 34B sendiri tanpa sadar, tapi saya sendiri sepertinya merasa tanggung karena tidak seluruh kontolku terbenam di memeknya.
Akhirnya saya dapat cara bagaimana bisa memasukan kontolku sampai mentok kedalam memeknya yang sempit ini. “Git, tolong ambilin kain itu dong, untuk ngelap” kataku menunjukan kearah belakang Gita, dan segera Gita menoleh kebelakang “Mana?” “Yang itu Git, dibelakang elo.” Kataku kembali. “Mana sih?” jawabnya. “Eh sudah ada nih.” Kataku berbohong, dan ketika kepala Gita kembali keposisi asal seketika itu juga saya tarik turun pantatnya dengan keras sehingga kontolku masuk semua kedalam lubang memeknya, terasa mentok mencapai pintu rahimnya. “Vovan!!.. Ackhhh..!!” segera saya tarik tubuh Gita dan mengulum rapat bibirnya supaya jeritnya tidak sampai terdengar oleh pembantunya. Terasa sekali kontolku dijepit dan diremas-remas nikmat oleh memeknya. Sekitar 1 menit lamanya kita tidak bergerak dan hanya bibirku saja yang mengulum bibirnya, mata Gita terpejam dan bibirnya diam tidak membalas seranganku. Setelah 1 menit kugerakan pantatku perlahan-lahan dengan lembut dan terasa jari-jari Gita mencengkeram kuat lenganku, lama-lama kunaikan tempo gerakanku dan bibir Gita yang pertamanya diam kini mulai mulai rakus melumat bibirku.
Tangannya meremas –remas rambutku, “ haaahhh..hahhh..hemmm..hahhh” terdengar suara Gita diantara bibir kita yang berciuman. Kuremas lembut susunya dan tidak ketinggalan memilin putingnya yang sudah sangat keras mencuat. Deru nafasnya semakin jelas terlihat dan pinggulnya mulai berani bergerak memutar-mutar lembut diatas selangkanganku. Setelah 15 menit, gerakan Gita semakin menggila. Yang pertama hanya berani memutarkan pinggul tapi sekarang sudah berani menghempaskan pantatnya diatas selangkanganku dengan keras. ”Akhhh.. sayang.. ohhh.. enaks..akhh..” Susunya tergantung indah sekali dan bergerak mengikuti irama badan Gita yang sedang memompa, dan langsung saya remas-remas sehingga Gita semakin bergetar bergelinjang menahan nikmat yang teramat sangat.setelah 5 menit kemudian kutahan pantatnya sedikit dan segera kuhujamkan kontolku kedalam memeknya dengan tempo yang semakin meningkat. “plak! Plak! Plak!” terdengar bunyi dari beradunya kelamin kita berdua.”Akhhh..teruss sayang… yang keras.. akhh..” Badan Gita mulai meliuk-liuk dan satu tangannya meremas susu dan satunya lagi meremas-remas rambutnya sendiri, sungguh pemandangan yang erotis sekali saat itu.”Lagi sayang.. yang kencang.. akhhh.. iya gitu..ohhh.” Semakin kencang dan liar gerakan kontolku menghujam memeknya dari bawah dan akhirnya “Akhhh… Van.. gw sampe.. lagi.. Akhhhh.. aduuhhh..” Dengan tiba-tiba Gita menghujam dalam memeknya dikontolku, paha dan pantatnya menghentak-hentak, badannya bergetar hebat sekali dan garis matanya hanya terlihat putih. Tangannya menekan kuat perutku saat itu dan tanganku meremas-remas susunya membantu orgasmenya supaya lebih sempurna.selama 1 menit lebih Gita bergetar merasakan gelombang orgasmenya yang kedua dan akhirnya jatuh berguling disampingku dengan nafas yang masih memburu. Matanya terpejam dan badan penuh peluh tetapi bibirnya tersenyum manis yang menandakan dia puas sekali.kupeluk tubuhnya sambil mengecup lembut bibirnya dan dibalasnya dengan sangat lembut.
Lalu matanya terbuka dan menatap sayu kepadaku.(kasihan juga, Gita terlihat letih sekali, saya sampai tidak tega meminta jatah saya yang belum tercapai) Gita bangkit dan duduk disampingku sambil mengatur nafas, dan tiba-tiba “Elo tuh ya, memang gila!!” rambutku langsung diacak-acaknya, bibirku langsung diserangnya dengan ganas, lidahnya menerobos masuk mencari-cari didalam rongga mulutku. Kaget juga saya dibuatnya, Gita yang tapi terlihat sangat letih tapi sekarang berubah ganas dan liar kembali dalam waktu yang sangat singkat. “Elo memang gila Van!! Gue sampe habis begini, sampe habis memek gue.” Katanya. Saya hanya bisa tersenyum mendengarnya. “Sekarang giliran elo Van, hajar memek gue dari belakang Van.” Pintanya. Gita mengambil posisi menungging dan terlihat jelas memeknya yang menggembung dan berwarna merah. Belahan memeknya terlihat jelas dan saya langsung segera menjilatnya dari belakang. Terasa sekali cairan cintanya dilidahku, “Ohhh Van, langsung saja… “ pintanya. Segera kuarahkan kontolku yang masih gagah perkasa ke bibir memeknya dan pada saat itu nafsuku sudah diubun-ubun ingin segera terlunasi.
Perlahan-lahan kumasukan setengah batang kontolku dan kugerakkan maju mundur dengan lembut. “sshhhh…Van.” Suara erotis Gita mulai terdengar dan berulang-ulang. Setelah 5 menit gerakanku berubah total menjadi ganas dan liar, kontolku kutarik tinggal kepalanya saja yang didalam dan dengan tiba-tiba kuhentak keras sedalam-dalamnya. “ Ackhhhh… “ jerit Gita dengan kepala mandongak keatas. Kupegang pinggul Gita dengan kuat dan kupompa dia dengan keras. Suara kecipak air tedengar jelas dari lubang memeknya. “Ohhh.. sayang.. enaks.. yang dalam..say..ahhh.”jerit Gita. Semakin lama tempo pompaanku semakin meningggi dan itu membuat pantat Gita semakin meninggi seperti orang yang sedang berjinjit dan tidak lupa tanganku meremas susunya dari belakang. Terasa sekali susunya mengeras dengan puting yang sudah mencuat. Gita mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang erotis sekali, terkadang kepalanya mendongak keatas dan kemudian jatuh kembali dengan mata yang terpejam. Mulutnya meracau tidak karuan, kadang mendesis kadang menjerit.
Setelah 10 menit berlangsung, badanku mulai bergetar hebat. “Git, gue bentar lagi nih.. ohhh” kataku. “Bareng Van, gue juga bentar lagi.. ackhhh.. didalam saja Van..” Pinggul Gita bergerak memutar tidak beraturan, terasa sekali memeknya memilin-milin kontolku, hangat dan nikmat. Tiba-tinba Gita menjerit. “Aduhh.. aduuhh.. Van.. aackhhhh.. gue.. sampeee.. aaacckhhhhh..” badannya bergetar hebat dan terlihat Gita akan jatuh terjerembab dikasur, segera saja tanganku masuk kedalam memegang perutnya dan terus memompa memeknya dari belakang. Tak ketinggalan jari-jariku yang diperutnya menuju kearah memeknya dan langsung mengosok-gosok klitorisnya yang sudah sangat basah itu. “Ohhh jangan Van… Aduuuhhhh.. akhhh..” “Akhhh Git… gue keluar.. Akhhh..” segera kujatuhkan badan kita ke kasur dan berputar sehingga Gita diatas saya dengan kontol yang masih menancap di lubang memeknya dan croot..croott..croot.. spermaku keluar di dalam memeknya dengan lima hentakan kuat. Jariku masih terus mengesek-gesekan klitorisnya dan, “Aduuuhhh… Van..gue.. sampe.. lagi.. akhh..” jerit Gita.
Jariku masih menempel dan sekarang menekan kuat.”Akkhhh Vovannn.. stoop..aduuuhhhhhh…aaackkhhh..” jerit Gita panjang sekali. Kontolku terasa sekali diperas dari dalam dan terasa ada sesuatu yang menyiram hangat berulang-ulang, ternyata Gita mendapat multi orgasme yang sangat hebat. Badannya bergetar hebat, tangannya meremas-remas seprai tempat tidurnya dengan kuat dan perut, pantat dan pahanya tidak berhenti menghentak-hentak kuat diatas badanku. Setelah sekitar 3 menit nafas Gita mulai teratur dan kupeluk dia dari belakang. Kukecup leher belakangnya dan Gita bergelinjang geli. Lalu Gita bergeser kesamping saya, dia tersenyum dengan muka yang kelihatan pucat dan ada air mata di pipinya. (tidak tahu apa arti air mata itu cing) “Tinggi banget Van, ketinggian, badan gue sampe kerasa remuk begini..” katanya pelan.”Tapi nikmat sekali, belum pernah gue seperti ini.” Matanya memandang sayu. Dengan senyum saya membelai rambutnya,”Maafin gue ya Git.”kataku. “gak apa-apa Van, tapi..” “Tapi kenapa?” tanyaku curiga.(wah, bisa kacau neh cing klo ada perabotan dalamnya yang rusak) “Tapi elo harus tanggung akibatnya Van.”jawabnya.
“Waduh gue harus gimana nih?” tanyaku dengan wajah pucat dan pasrah. “Elo harus mau kalau gue minta beginian lagi, habis nikmat banget Van, harus ya Van?!” perintahnya. Ampuuuuuunnnnnnn!!!!! Croottttt. Setelah itu kami bersihkan diri bersama-sama dikamar mandi Gita, dan tidak berapa lama Indra datang dan katanya tadi dia harus nungguin dokumen dirumah teman orang tuanya. Kejadian selanjutnya seperti biasa kita belajar bersama dan tidak ada yang luar biasa. Sore hari saya pamit pulang dan ketemu Gita yang lagi siram bunga diluar. “Git gue pulang dulu ya?” kataku. “Iya Van, hati-hati ya?” jawabnya. Indra mengantarku sampai pintu gerbang dan sekali lagi,”Eh. Git..” teriakku. “Ada apa?” Tanya Gita. “Tuh pantatnya dah kelihatan sexy sekarang!” teriakku. “Dasar tukang tipu!!” teriak gita dengan muka memerah dan kerlingan mata, sedangkan Indra tertawa berlagak sok tahu. Hehehe… Sejak itu saya sering jalan sama Gita kakak temanku Indra, tanpa sepengetahuan pacarnya Gita. Kita sering main dirumahnya dan memang sepi keadaannya, kadang-kadang di hotel yang cukup dengan kantong mahasiswa katanya, hehehe.. Kejadian ini berlangsung selama 4 tahun sampai Gita pindah ke kota J ikut orang tuanya. Sekarang Gita sudah punya suami dan anak satu, tapi suaminya bukan pacarnya dulu yang waktu kuliah itu. Tahun 2008 awal ini saya sempat bertemu dengan Gita dan gilanya dia masih saja minta untuk bercinta dengan saya. Kami lakukan di hotel di kota B tempat dia tinggal, dari pagi sampai sore karena dia ijin ke suaminya jalan-jalan dan arisan dengan ibu-ibu dikomplek perumahan dia, dan ternyata dia makin hot saja diranjang dengan jeritan nakal dan goyangan erotisnya. Thanks Gita…..