Nikmatnya Ditunggangi Vagina Sempit, Punya Adi suamiku walaupun panjang tapi tak sekeras ini. Setelah pak Bowo yakin penisnya siap tempur dia merenggangkan pelukannya dan tangannya bertumpu dipahaku. “Pak… sudah ya su engggghhhhhh” Pak Bowo sedikit menarik penisnya tapi rasanya di vaginaku yang baru orgasme itu luar biasa.
Mataku terbelalak merasakannya begitu pak Bowo kembali memasukkan penisnya, walaupun pelan2 tapi membuatku tak sadar menggeliat punggungku naik ke atas, kepalaku menengadah.. mulutku menganga tanpa suara. Pak Bowo berkali2 melakukan itu dengan perlahan2 hingga akhirnya dia sesekali menyentakkan pantatnya.
Aku pun dibuatnya melolong2 nikmat. Sedikit2 walaupun agak lama vaginaku akhirnya bisa beradaptasi. Dan akhirnya aku pasrah digenjot keras dengan lancar oleh Pak Bowo.
Ketika aku orgasme lagi pak Bowo memberiku kesempatan menikmatinya sambil menekan dalam2 kontolnya. Aduhh rasanya aku terbang diawang. “Aku genjot lagi ya sayang..”…aku entot kamu ya Lhonte cantik…aku tunggangi ya kamu isterinya Adi yang cantik ini…Mmmm..enaknya memek mu Mila.
Aku yang pasrah menerima ciumannya sambil membiarkan pak Bowo mengenjot lagi. Kembali pelan2 dan akhirnya cepat. Bunyi pahaku beradu dengan pahanya menutupi suaraku yang mengerang nikmat makin keenakan. Lagi2 aku kembali orgasme dihentak batang kejatanan Pak Bowo yang besar panjang berurat itu.
Kali ini pak Bowo mengalungkan kakiku dipundaknya, sehingga pantatku terangkat dan kini dia menggenjotku dengan sepenuh tenaga. Aku berteriak2 merasakan ini, dan dengan cepat aku orgasme lagi tapi pak bowo tidak memberiku ampun walaupun aku sudah berteriak dengan keras.
Aku merasakan ada air yang mengocor deras, aku nggak tau apa itu orgasme apa aku terkencing2 aku gak tau. Pak bowo melepaskan ku. Dia menuju mejanya dan meminum air putihnya. Dan memberiku juga seteguk air. “Pak sudah ya….” Kataku. Aku yang lemas, memohonnya untuk berhenti tapi tak kuasa saat Pak Bowo membalikkanku, dan akhirnya akupun di doggy style. Lagi2 aku gak kuat menahan serangannya. Tapi Pak bowo belum juga menyudahinya. Aku akui dia luar biasa. Setelah beberapa saat dia menjambak rambutku dari belakang sambil memukul2 pantatku dan kemudian keluar lah lahar panas itu di vaginaku.
Pak bowo memelukku dari belakang sambil meremas2 dadaku. Setelah beberapa lama pak bowo melepaskan aku dan kamipun tidur di sofa bersama2 berpelukan dan berciuman. Ciuman Pak Bowo hangat sekali. Dia pun membuka jilbabku kemudian menjilati leherku sambil memegang dadaku lagi.
“Mila, jadi kamu mau kerja di sini apa nggak ?” “Aku menggelengkan kepala” Pak Bowo tersenyum. “Jadi tadinya kamu Cuma mau ngerjain aku, dan kamu pikir setelah kamu sepong ya udah selesai gitu aja?” “Iya tapi bapak tadi memperkosa aku” Dia tertawa, aku pun tertawa, menyadari bahwa akhirnya pun aku mau.
Aku pun bercerita sebetulnya rencanaku Cuma membuatnya jera, tapi yahhhh aku yang salah pasang perangkap singa rupanya, akhirnya aku sendiri jadi korbannya. “Kamu enak nggak tadi Mila?” Aku malu dengan pertanyaan Pak Bowo dan mencubit penisnya. “Duhh… kena semprot Pak?” kami tertawa terbahak2 melihat tanganku basah dengan spermanya yang masih muncrat2. Pak Bowo mengajakku duduk dan dipertontonkan penis yang tadi memperkosaku yang masih tegang dan berdenyut denyut itu.
Dipeluknya aku dan didudukkannya aku dipahanya lagi dengan membelakanginya, kali ini aku tidak menolak saat penisnya yang besar panjang berurat dimasukkan ke vaginaku. “Jangan dibiarin muncrat diluar ya sayang?”…..Oughhh…enak teunan tempek isteri Pak Adi ini…Mmmm…kamu suka ya Lhonte cantik dengan kontol besar ku. “Iya paaaak”. “Jangan Panggil aku pak.. Mas saja ya?” aku pun mengangguk dan menciumi laki2 yang sudah menggagahi aku dengan benar2 gagah. “Mil……………” “Iya Mas……..”
“Coba kamu goyang2 dikit” Sambil bergoyang aku tanya “Kenapa Mas?” “emmm goyanganmu enak sayang” Aku memeluknya menciumnya dan menggoyangkan pantatku. “Mas…..kok keras lagi?” “Tanggung jawab dong” aku melotot ke Mas Bowo sambil mencubitnya.
Mas Bowo memainkan kedua putting susuku sambil berkata “Puasin aku sayang” Aku bergoyang2 lagi. Dengan sisa tenaga yang ada. Aku teringat goyangan Inul dan mencobanya pada mas Bowo. “awww pinterjuga nih isteri cantik Pak Aditya. Apa itu Mil?” Aku mulai goyang ngebor lagi.
Mas Bowo menggigit bibirnya sendiri dan meremas dadaku “Enak sayang…………..” mendapat pujian seperti itu aku makin semangat goyang, padahal goyang begini sebetulnya malah membuat penis mas Bowo mengaduk2 vaginaku. Aku mencoba bertahan tapi aku ambrol juga. Mas Bowo merebahkan aku, dan dengan nafas yang memburu dia pun menggenjotku lagi hingga tak lama dia pun orgasme juga.
Kami berciuman, aku juga menjilati Mas Bowo. Mas Bowo juga begitu dan dengan sengaja dia mencupangi leherku. Setelah cukup lama Mas Bowo bangkit. Dia mengambil tissue dan membersihkan diri. Aku berpakaian cepat2 dan memilih membersihkan di toilet saja. Ingin aku jika ada kamar mandi, kenapa gak mandi sama dia saja. Ahhh akhirnya aku begini lagi pikir ku. Ya sudah lah biarin.
Setelah bersih, aku kembali kedalam kantornya, dan berniat pamit pulang. Mas Bowo mau mengantarkan aku pulang. Aku terima saja, maklum aku kelelahan. Kami menggunakan mobilku.
Mas Bowo yang nyetir, dan dia cukup senang dengan kondisi mobilku yang berkaca gelap. Dia meminta aku merebahkan kepalaku di pahanya. Sehingga dia bisa nyetir sambil merogoh2 susuku. Sampai dekat sekolah anakku, jam masih menunjukkan jam 3 kuang 15 menit. Mas Bowo bilang kalau itu waktu yang cukup untuk permainan terakhir. Aku menolak, karena aku sudah amat lelah. Mas Bowo mengatakan, kalau dia Cuma minta di sepong. Akhirnya aku turuti juga permintaan itu. Setelah kejadian itu aku selalu mengkhayali Pak Bowo yang menyetubuhi diriku. Kadang saat aku bersenggama dengan suamiku, aku selalu membayangkan keperkasaan Pak Bowo kontolnya yang besar panjang berurat memadati liang vaginaku yang sempit ini.